:: Istri yang Tidak Pernah Berdandan ::

Kamis, 26 November 2015





Pada suatu hari, seorang suami datang mengunjungi ibunya sendirian tanpa anak istrinya. Rupanya ada sesuatu yang mengganjal di hatinya mengenai istrinya sehingga ia merasa harus meminta pendapat ibunya.’

Anak : Bu saya mau tanya, sesibuk itukah jadi ibu rumah tangga?

Ibu : Kenapa nak? Kamu ada masalah sama istrimu?

Anak : Ya saya bingung bu, rumah tidak pernah beres, tiap malam mengeluh capek sedangkan saya yang kerja tiap hari biasa aja, Yang aneh lagi bu kenapa istri saya tidak pernah berdandan. padahal itu kan wajib, istri harus terlihat cantik di depan suami. Saya liat ibu kok biasa saja tidak pernah sesibuk istri saya.

Ibu : Nak, dengar ibu baik-baik. Pekerjaan ibu rumah tangga memang tidak banyak hanya berkutat pada membersihkan rumah, memasak dan menggurus anak. Tapi ketahuilah, pekerjaan itu sungguh menguras tenaga dan pikiran. Coba lihat mana pernah istrimu mengerjakan suatu pekerjaan sampai selesai? Yang istrimu lakukan pasti mengerjakan beberapa pekerjaan dalam satu waktu, karena apabila tidak seperti itu, maka tidak akan selesai-selesai.

Anak : Tetapi bu, kenapa rumah jarang sekali rapi?

Ibu : Karena istrimu lebih memprioritaskan anakmu dari pada segalanya. Sedangkan pekerjaan mengurus anak memang sangat menyenangkan tetapi membutuhkan kesabaran dan ketelatenan yang ekstra agar anakmu tidak jatuh, tidak nangis dan mendapatkan perhatian yang cukup dari ibunya jadi pantas lah kalau tiap hari istrimu mengeluh capek. Tetapi sesungguhnya hanya di bibir saja dia mengeluh capek karena sebetulnya dia hanya memancingmu untuk meminta sedikit perhatianmu di waktu senggangnya ketika buah hati kalian telah tertidur pulas.

Anak : Tetapi bu, tidak sempatkah dia merawat dirinya sebentar saja. Dulu saja sering sekali yang luluran lah, yang facial lah, yang SPA lah.

Ibu : Hahahaha… Anakku anakku… Sejatinya seorang wanita itu sangat suka dimanja. Tidak ada wanita manapun yang menolak untuk facial, luluran, apalagi SPA. Tapi kembali lagi, ketika istrimu baru saja membuka perlengkapan tempurnya yaitu kosmetik, tiba-tiba terdengar anakmu menangis dan akhirnya tidak jadi lah dia merawat diri. Jangankan luluran, bagi seorang ibu rumah tangga yang punya anak kecil guyuran air mandi saja sudah menjadi obat bagi capek yang dia rasakan.

Jadi, jangan sekali-kali kau banding-bandingkan istrimu dengan teman kerjamu atau wanita lain yang terlihat begitu cantik dengan polesannya. Dia sudah berkorban merelakan waktu yang paling dia senangi untuk mengurus anakmu dan kamu sebagai suaminya. Kamu melihat ibu biasa saja karena memang anak ibu sudah besar-besar. Begitu juga dengan istrimu nanti ketika anak kalian sudah besar, istrimu akan lebih memperhatikan dirinya dan merawat diri lagi.

Ingat ya nak pesan ibu ini, bersabarlah! Jangan sampai kau tergoda dengan perempuan lain hanya karena istrimu tidak berdandan. Sayangi istrimu luangkan sedikit waktu untuk mengusir kelelahannya dan kepenatannya yaitu dengan memanjakannya. Wajar istrimu mengeluh karena ingin mendapatkan perhatian, pengertian dan kasih sayangmu.

Renungkanlah para suami, masihkah menganggap bahwa istrimu buang-buang waktu di rumah? Masihkah menganggap bahwa ia malas berdandan untuk menyenangkanmu? Renungkanlah, rumah tangga adalah kerjasama dari kedua belah pihak, kerjasama untuk membangun keluarga yang kokoh dengan anak-anak sholeh dan sholeha, juga kerjasama untuk saling membahagiakan satu sama lain.

JANGAN MENGELUH KEPADA MANUSIA



Karena, jika Anda mengeluh kepada teman; Anda akan membuatnya sedih.

Dan jika Anda mengeluh kepada lawan; Anda akan membuatnya senang.

Padahal, seharusnya kita membuat senang teman, bukan lawan… membuat sedih lawan, bukan teman.

Oleh karenanya, tampakkanlah keluh kesah hanya kepada Allah.

Semakin banyak Anda mengeluh kepada Allah, Anda akan semakin dekat kepadaNya dan semakin

diperhatikan olehNya.
.
Semakin banyak Anda berkeluh kesah kepada Allah, otomatis Anda semakin tidak perlu berkeluh

kesah kepada manusia.. karena “hasbunallohu wa ni’mal wakil”, cukuplah Allah sebagai penolong

kita dan Dialah sebaik-baik pelindung yang bisa dijadikan sandaran.
.
Semoga bermanfaat…

BACALAH INI SEBELUM ANDA AKAN MEMPERMAINKAN WANITA ...


"Cemburu merupakan sebagian dari iman. Mempermainkan (wanita) merupakan sebagian dari nifak" (HR. Ad Dailami).

Wanita, makhluk paling ajaib yang diciptakan dari tulang rusuk pria ini merupakan ujian terbesar bagi kaum pria. Wanita, bisa menjadi nikmat yang mampu mengantar pria pada surga dunia dan surga akhirat, pun wanita bisa menjadi bala yang menjerumuskan pria ke neraka dunia dan neraka akhirat.

Kebaikan wanita bisa menegakkan negara, namun keburukannya dapat menghancurkan negara. Daya dan gaya tarik apapun tak ada yang mampu menandingi daya dan gaya tarik wanita.

Itulah salah satu sebab mengapa Allah mengiming–imingi hamba2Nya dengan surga yang didalamnya dihadirkan wanita2 cantik. Sebab jika sudah berurusan dengan wanita, apapun bisa dilakukan pria, bahkan berkorban nyawa sekalipun.

Tapi dibalik kesuper poweran wanita itu ada sebuah kelemahan [yang sering dimanfaatkan pria], wanita ternyata gampang dibohongi (iya kan?).

Pria, makhluk yang [merasa] punya banyak cinta, sebagiannya selalu tertantang untuk menaklukkan banyak wanita. Pria sanggup memacari banyak wanita sekaligus dalam satu waktu. Dan itu menjadi kebanggaan bagi dirinya.

Hmm, memang pria mana sih yang tidak bangga bila bisa menaklukkan banyak wanita dalam satu waktu pula. Dia akan disebut sebagai pria hebat, lelaki jagoan dan tentu saja banyak yang merasa iri. Semakin banggalah dia dengan prestasi yang membuatnya menjadi titik mata tersebut.

Tapi ternyata kebanggaan itu, puji–pujian itu dan iri hati itu salah tempatnya. Betapa tidak, kePLAYBOYan ternyata amat sangat erat hubungannya dengan keMUNAFIKan.

Keplayboyan merupakan sinergi dari 35% dusta, 30% ingkar janji, 33% khianat dan 2% ketampanan (maaf kalau persentasinya salah, soalnya nggak pengalaman, maklum nggak punya yang 2%, hehehe).

Tanda orang munafik itu ada tiga yaitu, apabila berbicara dusta, apabila berjanji ingkar dan apabila dipercaya khianat (HR. Syaikhan dari Abu Hurairah r.a).

Biasanya seorang playboy dalam melakukan hubungan segi banyaknya selalu dan sering melakukan kebohongan demi kebohongan.

Dari identitas pribadi yang disamarkan, perasaan yang sebenarnya dan berbagai hal yang terkait dengan upaya melanggengkan hubungannya dengan korban.

Pandai membuat janji2 manis yang bukan untuk diwujudkan tapi hanya sekedar janji gombal untuk mendapat apa yang diinginkan.

Mahir pula mencari alasan2 masuk akal untuk membatalkan janji jika ternyata harus bentrok dengan aksi2 lainnya. Soal pengkhianatan, tidak usah dijelaskan lagi karena sudah begitu jelas.

Sementara kemunafikan itu sendiri termasuk kebatilan tingkat tinggi dan sangat berbahaya bagi hidup dan kehidupan umat manusia.

Kemunafikan bahkan lebih berbahaya dari kekafiran karena kekafiran akan tampak nyata tapi kemunafikan terselubung oleh kebaikan dan keimanan. Maka patutlah Allah memberi hukuman yang sangat dahsyat untuk para munafikin ini.

"Sungguh, orang–orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka" (QS. An Nissa 4 : 145).

"Pada hari orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman : "Tunggulah kami! Kami ingin mengambil cahayamu". (Kepada mereka) dikatakan : "Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya (untukmu)". Lalu diantara mereka dipasang dinding (pemisah) yang berpintu. Di sebelah dalam ada rahmat dan di luarnya ada azab" (QS. Al-Hadid 57 : 13).

"Orang-orang munafik itu memanggil orang-orang mukmin, "Bukankah kami dahulu bersama kamu?" Mereka menjawab, "Benar, tetapi kamu mencelakakan dirimu sendiri dan kamu hanya menunggu, meragukan (janji Allah) dan ditipu oleh angan-angan kosong sampai datang ketetapan Allah; dan penipu (setan) datang memperdaya kamu tentang Allah" (QS. Al-Hadid 57 : 14).

"Maka pada hari ini tidak akan diterima tebusan dari kamu maupun dari orang-orang kafir. Tempat kamu di neraka. Itulah tempat berlindungmu, dan itulah seburuk-buruk tempat kembali" (QS. Al-Hadid 57 : 15).

Yang masih niat atau yang sedang jadi playboy silakan dipikir sebelum melanjutkan niatnya atau keasyikan menjalani status playboy-nya.

Jika khawatir jatuh menjadi munafik sejati segeralah membelokkan langkah ke jalan kebaikan karena untuk menjadi munafik sejati hanya butuh satu tambahan syarat saja dari tiga syarat yang telah ada.

"Ada empat hal yang jika berada pada diri seseorang maka ia menjadi munafik sesungguhnya dan jika seseorang memiliki kebiasaan salah satu daripadanya, maka berarti ia memiliki satu kebiasaan (ciri) nifak sampai ia meninggalkannya; bila dipercaya ia khianat, jika berbicara ia bohong, jika berjanji ia ingkari dan bila bertengkar ia berkata kotor" (Muttafaqun alaihi).

Jadilah pria terhormat yang menyayangi wanita dan lupakan slogan "mumpung masih laku". Karena sebenarnya itu hanya menipu diri sendiri. INGATTTTT!!! Semoga yang sedikit ini bermanfaat, dan bisa menyadarkan kita.
Aamiin.......

CERITA NYATA YANG MENGHARUKAN


”Aku menghabiskan sepuluh tahun untuk membencinya, tetapi menghabiskan hampir sepanjang sisa hidupku untuk mencintainya. Aku bebas darinya karena kematian, tapi aku tak pernah bisa bebas dari cintanya yang begitu tulus”

Aku membencinya, itulah yang selalu kubisikkan dalam hatiku hampir sepanjang kebersamaan kami. Meskipun menikahinya, aku tak pernah benar-benar menyerahkan hatiku padanya. Menikah karena paksaan orangtua, membuatku membenci suamiku sendiri.

Walaupun menikah terpaksa, aku tak pernah menunjukkan sikap benciku. Meskipun membencinya, setiap hari aku melayaninya sebagaimana tugas istri. Aku terpaksa melakukan semuanya karena aku tak punya pegangan lain. Beberapa kali muncul keinginan meninggalkannya tapi aku tak punya kemampuan finansial dan dukungan siapapun. Kedua orangtuaku sangat menyayangi suamiku karena menurut mereka, suamiku adalah sosok suami sempurna untuk putri satu-satunya mereka.

Ketika menikah, aku menjadi istri yang teramat manja. Kulakukan segala hal sesuka hatiku. Suamiku juga memanjakanku sedemikian rupa. Aku tak pernah benar-benar menjalani tugasku sebagai seorang istri. Aku selalu bergantung padanya karena aku menganggap hal itu sudah seharusnya setelah apa yang ia lakukan padaku. Aku telah menyerahkan hidupku padanya sehingga tugasnyalah membuatku bahagia dengan menuruti semua keinginanku.

Di rumah kami, akulah ratunya. Tak ada seorangpun yang berani melawan. Jika ada sedikit saja masalah, aku selalu menyalahkan suamiku. Aku tak suka handuknya yang basah yang diletakkan di tempat tidur, aku sebal melihat ia meletakkan sendok sisa mengaduk susu di atas meja dan meninggalkan bekas lengket, aku benci ketika ia memakai komputerku meskipun hanya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Aku marah kalau ia menggantung bajunya di kapstock bajuku, aku juga marah kalau ia memakai pasta gigi tanpa memencetnya dengan rapi, aku marah kalau ia menghubungiku hingga berkali-kali ketika aku sedang bersenang-senang dengan teman-temanku.

Tadinya aku memilih untuk tidak punya anak. Meskipun tidak bekerja, tapi aku tak mau mengurus anak. Awalnya dia mendukung dan akupun ber-KB dengan pil. Tapi rupanya ia menyembunyikan keinginannya begitu dalam sampai suatu hari aku lupa minum pil KB dan meskipun ia tahu ia membiarkannya. Akupun hamil dan baru menyadarinya setelah lebih dari empat bulan, dokterpun menolak menggugurkannya.Itulah kemarahanku terbesar padanya. Kemarahan semakin bertambah ketika aku mengandung sepasang anak kembar dan harus mengalami kelahiran yang sulit. Aku memaksanya melakukan tindakan vasektomi agar aku tidak hamil lagi. Dengan patuh ia melakukan semua keinginanku karena aku mengancam akan meninggalkannya bersama kedua anak kami.

Waktu berlalu hingga anak-anak tak terasa berulang tahun yang ke-delapan. Seperti pagi-pagi sebelumnya, aku bangun paling akhir. Suami dan anak-anak sudah menungguku di meja makan. Seperti biasa, dialah yang menyediakan sarapan pagi dan mengantar anak-anak ke sekolah. Hari itu, ia mengingatkan kalau hari itu ada peringatan ulang tahun ibuku. Aku hanya menjawab dengan anggukan tanpa mempedulikan kata-katanya yang mengingatkan peristiwa tahun sebelumnya, saat itu aku memilih ke mal dan tidak hadir di acara ibu. Yaah, karena merasa terjebak dengan perkawinanku, aku juga membenci kedua orangtuaku.

Sebelum ke kantor, biasanya suamiku mencium pipiku saja dan diikuti anak-anak. Tetapi hari itu, ia juga memelukku sehingga anak-anak menggoda ayahnya dengan ribut. Aku berusaha mengelak dan melepaskan pelukannya. Meskipun akhirnya ikut tersenyum bersama anak-anak. Ia kembali mencium hingga beberapa kali di depan pintu, seakan-akan berat untuk pergi.

Ketika mereka pergi, akupun memutuskan untuk ke salon. Menghabiskan waktu ke salon adalah hobiku. Aku tiba di salon langgananku beberapa jam kemudian. Di salon aku bertemu salah satu temanku sekaligus orang yang tidak kusukai. Kami mengobrol dengan asyik termasuk saling memamerkan kegiatan kami. Tiba waktunya aku harus membayar tagihan salon, namun betapa terkejutnya aku ketika menyadari bahwa dompetku tertinggal di rumah. Meskipun merogoh tasku hingga bagian terdalam aku tak menemukannya di dalam tas. Sambil berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi hingga dompetku tak bisa kutemukan aku menelepon suamiku dan bertanya.

“Maaf sayang, kemarin Farhan meminta uang jajan dan aku tak punya uang kecil maka kuambil dari dompetmu. Aku lupa menaruhnya kembali ke tasmu, kalau tidak salah aku letakkan di atas meja kerjaku.” Katanya menjelaskan dengan lembut.

Dengan marah, aku mengomelinya dengan kasar. Kututup telepon tanpa menunggunya selesai bicara. Tak lama kemudian, handphoneku kembali berbunyi dan meski masih kesal, akupun mengangkatnya dengan setengah membentak. “Apalagi??”

“Sayang, aku pulang sekarang, aku akan ambil dompet dan mengantarnya padamu. Sayang sekarang ada dimana?” tanya suamiku cepat , kuatir aku menutup telepon kembali. Aku menyebut nama salonku dan tanpa menunggu jawabannya lagi, aku kembali menutup telepon. Aku berbicara dengan kasir dan mengatakan bahwa suamiku akan datang membayarkan tagihanku. Si empunya Salon yang sahabatku sebenarnya sudah membolehkanku pergi dan mengatakan aku bisa membayarnya nanti kalau aku kembali lagi. Tapi rasa malu karena “musuh”ku juga ikut mendengarku ketinggalan dompet membuatku gengsi untuk berhutang dulu.

Hujan turun ketika aku melihat keluar dan berharap mobil suamiku segera sampai. Menit berlalu menjadi jam, aku semakin tidak sabar sehingga mulai menghubungi handphone suamiku. Tak ada jawaban meskipun sudah berkali-kali kutelepon. Padahal biasanya hanya dua kali berdering teleponku sudah diangkatnya. Aku mulai merasa tidak enak dan marah.

Teleponku diangkat setelah beberapa kali mencoba. Ketika suara bentakanku belum lagi keluar, terdengar suara asing menjawab telepon suamiku. Aku terdiam beberapa saat sebelum suara lelaki asing itu memperkenalkan diri, “selamat siang, ibu. Apakah ibu istri dari bapak armandi?” kujawab pertanyaan itu segera. Lelaki asing itu ternyata seorang polisi, ia memberitahu bahwa suamiku mengalami kecelakaan dan saat ini ia sedang dibawa ke rumah sakit kepolisian. Saat itu aku hanya terdiam dan hanya menjawab terima kasih. Ketika telepon ditutup, aku berjongkok dengan bingung. Tanganku menggenggam erat handphone yang kupegang dan beberapa pegawai salon mendekatiku dengan sigap bertanya ada apa hingga wajahku menjadi pucat seputih kertas.

Entah bagaimana akhirnya aku sampai di rumah sakit. Entah bagaimana juga tahu-tahu seluruh keluarga hadir di sana menyusulku. Aku yang hanya diam seribu bahasa menunggu suamiku di depan ruang gawat darurat. Aku tak tahu harus melakukan apa karena selama ini dialah yang melakukan segalanya untukku. Ketika akhirnya setelah menunggu beberapa jam, tepat ketika kumandang adzan maghrib terdengar seorang dokter keluar dan menyampaikan berita itu. Suamiku telah tiada. Ia pergi bukan karena kecelakaan itu sendiri, serangan stroke-lah yang menyebabkan kematiannya. Selesai mendengar kenyataan itu, aku malah sibuk menguatkan kedua orangtuaku dan orangtuanya yang shock. Sama sekali tak ada airmata setetespun keluar di kedua mataku. Aku sibuk menenangkan ayah ibu dan mertuaku. Anak-anak yang terpukul memelukku dengan erat tetapi kesedihan mereka sama sekali tak mampu membuatku menangis.

Ketika jenazah dibawa ke rumah dan aku duduk di hadapannya, aku termangu menatap wajah itu. Kusadari baru kali inilah aku benar-benar menatap wajahnya yang tampak tertidur pulas. Kudekati wajahnya dan kupandangi dengan seksama. Saat itulah dadaku menjadi sesak teringat apa yang telah ia berikan padaku selama sepuluh tahun kebersamaan kami. Kusentuh perlahan wajahnya yang telah dingin dan kusadari inilah kali pertama kali aku menyentuh wajahnya yang dulu selalu dihiasi senyum hangat. Airmata merebak dimataku, mengaburkan pandanganku. Aku terkesiap berusaha mengusap agar airmata tak menghalangi tatapan terakhirku padanya, aku ingin mengingat semua bagian wajahnya agar kenangan manis tentang suamiku tak berakhir begitu saja. Tapi bukannya berhenti, airmataku semakin deras membanjiri kedua pipiku. Peringatan dari imam mesjid yang mengatur prosesi pemakaman tidak mampu membuatku berhenti menangis. Aku berusaha menahannya, tapi dadaku sesak mengingat apa yang telah kuperbuat padanya terakhir kali kami berbicara.

Aku teringat betapa aku tak pernah memperhatikan kesehatannya. Aku hampir tak pernah mengatur makannya. Padahal ia selalu mengatur apa yang kumakan. Ia memperhatikan vitamin dan obat yang harus kukonsumsi terutama ketika mengandung dan setelah melahirkan. Ia tak pernah absen mengingatkanku makan teratur, bahkan terkadang menyuapiku kalau aku sedang malas makan. Aku tak pernah tahu apa yang ia makan karena aku tak pernah bertanya. Bahkan aku tak tahu apa yang ia sukai dan tidak disukai. Hampir seluruh keluarga tahu bahwa suamiku adalah penggemar mie instant dan kopi kental. Dadaku sesak mendengarnya, karena aku tahu ia mungkin terpaksa makan mie instant karena aku hampir tak pernah memasak untuknya. Aku hanya memasak untuk anak-anak dan diriku sendiri. Aku tak perduli dia sudah makan atau belum ketika pulang kerja. Ia bisa makan masakanku hanya kalau bersisa. Iapun pulang larut malam setiap hari karena dari kantor cukup jauh dari rumah. Aku tak pernah mau menanggapi permintaannya untuk pindah lebih dekat ke kantornya karena tak mau jauh-jauh dari tempat tinggal teman-temanku.

Saat pemakaman, aku tak mampu menahan diri lagi. Aku pingsan ketika melihat tubuhnya hilang bersamaan onggokan tanah yang menimbun. Aku tak tahu apapun sampai terbangun di tempat tidur besarku. Aku terbangun dengan rasa sesal memenuhi rongga dadaku. Keluarga besarku membujukku dengan sia-sia karena mereka tak pernah tahu mengapa aku begitu terluka kehilangan dirinya.

Hari-hari yang kujalani setelah kepergiannya bukanlah kebebasan seperti yang selama ini kuinginkan tetapi aku malah terjebak di dalam keinginan untuk bersamanya. Di hari-hari awal kepergiannya, aku duduk termangu memandangi piring kosong. Ayah, Ibu dan ibu mertuaku membujukku makan. Tetapi yang kuingat hanyalah saat suamiku membujukku makan kalau aku sedang mengambek dulu. Ketika aku lupa membawa handuk saat mandi, aku berteriak memanggilnya seperti biasa dan ketika malah ibuku yang datang, aku berjongkok menangis di dalam kamar mandi berharap ia yang datang. Kebiasaanku yang meneleponnya setiap kali aku tidak bisa melakukan sesuatu di rumah, membuat teman kerjanya kebingungan menjawab teleponku. Setiap malam aku menunggunya di kamar tidur dan berharap esok pagi aku terbangun dengan sosoknya di sebelahku.

Dulu aku begitu kesal kalau tidur mendengar suara dengkurannya, tapi sekarang aku bahkan sering terbangun karena rindu mendengarnya kembali. Dulu aku kesal karena ia sering berantakan di kamar tidur kami, tetapi kini aku merasa kamar tidur kami terasa kosong dan hampa. Dulu aku begitu kesal jika ia melakukan pekerjaan dan meninggalkannya di laptopku tanpa me-log out, sekarang aku memandangi komputer, mengusap tuts-tutsnya berharap bekas jari-jarinya masih tertinggal di sana. Dulu aku paling tidak suka ia membuat kopi tanpa alas piring di meja, sekarang bekasnya yang tersisa di sarapan pagi terakhirnyapun tidak mau kuhapus. Remote televisi yang biasa disembunyikannya, sekarang dengan mudah kutemukan meski aku berharap bisa mengganti kehilangannya dengan kehilangan remote. Semua kebodohan itu kulakukan karena aku baru menyadari bahwa dia mencintaiku dan aku sudah terkena panah cintanya.

Aku juga marah pada diriku sendiri, aku marah karena semua kelihatan normal meskipun ia sudah tidak ada. Aku marah karena baju-bajunya masih di sana meninggalkan baunya yang membuatku rindu. Aku marah karena tak bisa menghentikan semua penyesalanku. Aku marah karena tak ada lagi yang membujukku agar tenang, tak ada lagi yang mengingatkanku sholat meskipun kini kulakukan dengan ikhlas. Aku sholat karena aku ingin meminta maaf, meminta maaf pada Allah karena menyia-nyiakan suami yang dianugerahi padaku, meminta ampun karena telah menjadi istri yang tidak baik pada suami yang begitu sempurna. Sholatlah yang mampu menghapus dukaku sedikit demi sedikit. Cinta Allah padaku ditunjukkannya dengan begitu banyak perhatian dari keluarga untukku dan anak-anak. Teman-temanku yang selama ini kubela-belain, hampir tak pernah menunjukkan batang hidung mereka setelah kepergian suamiku.

Empat puluh hari setelah kematiannya, keluarga mengingatkanku untuk bangkit dari keterpurukan. Ada dua anak yang menungguku dan harus kuhidupi. Kembali rasa bingung merasukiku. Selama ini aku tahu beres dan tak pernah bekerja. Semua dilakukan suamiku. Berapa besar pendapatannya selama ini aku tak pernah peduli, yang kupedulikan hanya jumlah rupiah yang ia transfer ke rekeningku untuk kupakai untuk keperluan pribadi dan setiap bulan uang itu hampir tak pernah bersisa. Dari kantor tempatnya bekerja, aku memperoleh gaji terakhir beserta kompensasi bonusnya. Ketika melihatnya aku terdiam tak menyangka, ternyata seluruh gajinya ditransfer ke rekeningku selama ini. Padahal aku tak pernah sedikitpun menggunakan untuk keperluan rumah tangga. Entah darimana ia memperoleh uang lain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga karena aku tak pernah bertanya sekalipun soal itu.Yang aku tahu sekarang aku harus bekerja atau anak-anakku takkan bisa hidup karena jumlah gaji terakhir dan kompensasi bonusnya takkan cukup untuk menghidupi kami bertiga. Tapi bekerja di mana? Aku hampir tak pernah punya pengalaman sama sekali. Semuanya selalu diatur oleh dia.

Kebingunganku terjawab beberapa waktu kemudian. Ayahku datang bersama seorang notaris. Ia membawa banyak sekali dokumen. Lalu notaris memberikan sebuah surat. Surat pernyataan suami bahwa ia mewariskan seluruh kekayaannya padaku dan anak-anak, ia menyertai ibunya dalam surat tersebut tapi yang membuatku tak mampu berkata apapun adalah isi suratnya untukku.

Istriku Liliana tersayang,

Maaf karena harus meninggalkanmu terlebih dahulu, sayang. maaf karena harus membuatmu bertanggung jawab mengurus segalanya sendiri. Maaf karena aku tak bisa memberimu cinta dan kasih sayang lagi. Allah memberiku waktu yang terlalu singkat karena mencintaimu dan anak-anak adalah hal terbaik yang pernah kulakukan untukmu.

Seandainya aku bisa, aku ingin mendampingi sayang selamanya. Tetapi aku tak mau kalian kehilangan kasih sayangku begitu saja. Selama ini aku telah menabung sedikit demi sedikit untuk kehidupan kalian nanti. Aku tak ingin sayang susah setelah aku pergi. Tak banyak yang bisa kuberikan tetapi aku berharap sayang bisa memanfaatkannya untuk membesarkan dan mendidik anak-anak. Lakukan yang terbaik untuk mereka, ya sayang.

Jangan menangis, sayangku yang manja. Lakukan banyak hal untuk membuat hidupmu yang terbuang percuma selama ini. Aku memberi kebebasan padamu untuk mewujudkan mimpi-mimpi yang tak sempat kau lakukan selama ini. Maafkan kalau aku menyusahkanmu dan semoga Tuhan memberimu jodoh yang lebih baik dariku.

Teruntuk Farah, putri tercintaku. Maafkan karena ayah tak bisa mendampingimu. Jadilah istri yang baik seperti Ibu dan Farhan, ksatria pelindungku. Jagalah Ibu dan Farah. Jangan jadi anak yang bandel lagi dan selalu ingat dimanapun kalian berada, ayah akan disana melihatnya. Oke, Buddy!.

Aku terisak membaca surat itu, ada gambar kartun dengan kacamata yang diberi lidah menjulur khas suamiku kalau ia mengirimkan note.

Notaris memberitahu bahwa selama ini suamiku memiliki beberapa asuransi dan tabungan deposito dari hasil warisan ayah kandungnya. Suamiku membuat beberapa usaha dari hasil deposito tabungan tersebut dan usaha tersebut cukup berhasil meskipun dimanajerin oleh orang-orang kepercayaannya. Aku hanya bisa menangis terharu mengetahui betapa besar cintanya pada kami, sehingga ketika ajal menjemputnya ia tetap membanjiri kami dengan cinta.

Aku tak pernah berpikir untuk menikah lagi. Banyaknya lelaki yang hadir tak mampu menghapus sosoknya yang masih begitu hidup di dalam hatiku. Hari demi hari hanya kuabdikan untuk anak-anakku. Ketika orangtuaku dan mertuaku pergi satu persatu meninggalkanku selaman-lamanya, tak satupun meninggalkan kesedihan sedalam kesedihanku saat suamiku pergi.

Kini kedua putra putriku berusia duapuluh tiga tahun. Dua hari lagi putriku menikahi seorang pemuda dari tanah seberang. Putri kami bertanya, “Ibu, aku harus bagaimana nanti setelah menjadi istri, soalnya Farah kan ga bisa masak, ga bisa nyuci, gimana ya bu?”

Aku merangkulnya sambil berkata “Cinta sayang, cintailah suamimu, cintailah pilihan hatimu, cintailah apa yang ia miliki dan kau akan mendapatkan segalanya. Karena cinta, kau akan belajar menyenangkan hatinya, akan belajar menerima kekurangannya, akan belajar bahwa sebesar apapun persoalan, kalian akan menyelesaikannya atas nama cinta.”

Putriku menatapku, “seperti cinta ibu untuk ayah? Cinta itukah yang membuat ibu tetap setia pada ayah sampai sekarang?”Aku menggeleng, “bukan, sayangku. Cintailah suamimu seperti ayah mencintai ibu dulu, seperti ayah mencintai kalian berdua. Ibu setia pada ayah karena cinta ayah yang begitu besar pada ibu dan kalian berdua.”

Aku mungkin tak beruntung karena tak sempat menunjukkan cintaku pada suamiku. Aku menghabiskan sepuluh tahun untuk membencinya, tetapi menghabiskan hampir sepanjang sisa hidupku untuk mencintainya. Aku bebas darinya karena kematian, tapi aku tak pernah bisa bebas dari cintanya yang begitu tulus.

Bismillaahirrahmaanirrahiim...


Ya Allah…
Jika suamiku ini adalah pilihan-Mu di 'Arsy.
Berilah aku kekuatan dan keyakinan untuk terus hidup bersamanya.

Jika suamiku ini adalah suami yang akan membimbing tanganku di titian-Mu.
Karuniakanlah aku sifat kasih dan ridha atas segala perbuatannya.

Ya Allah...
Aku hanya ingin menjadi isteri yang dirahmati.
Aku hanya ingin menjadi isteri yang dikasihi.
Aku hanya ingin menjadi isteri yang patuh dan taat.
Aku hanya ingin menjadi isteri yang sholehah.
Isteri yang sentiasa dihati suami dan anak-anakku.

Ya Allah...
Jadikanlah rumah kami surga bagi kami.

Aamin Ya Rabbal 'Aalamin.

JANGAN NIKAHI 5 LELAKI INI !



1. Lelaki yang berani meninggalkan shalat. Ia berarti telah berani mengkhianati Allah, apalagi amanah manusia.

2. Lelaki yang gemar melakukan dosa besar. Misalnya, mabuk, berzina dan berjudi. Hidup bersama suami seperti ini sama dengan hidup di dalam neraka.

3. Lelaki yang sombong dan senang membanggakan diri. Jika dia menikah, dia tidak menikah karena cinta, tapi karena nafsunya menginginkan wanita itu.

4. Anak mama (manja)
Lelaki yang manja bukanlah laki-laki sejati. Dia tidak akan mampu mengambil keputusan secara mandiri tanpa merujuk kepada ibunya.

5. Tidak memiliki rasa cemburu
Dia melarang istrinya berjilbab karena hal ini dianggapnya kuno dan membolehkan istrinya berjabatan, mengobrol, dan tertawa-tawa dengan laki-laki lain.

Naudzubillah, semoga sahabat wanita mendapatkan pendamping yang terbaik di Sisi-Nya.
Aamiiin

Cara Menghapus Virus Di Android Terbaik 2015

Selasa, 15 September 2015


Cara Menghapus Virus Di Android Terbaik 2015 - Virus adalah mikroba/Bad Script yang Menyebab Program kita tidak berfungsi Seperti biasanya, Android yang Terkena serangan virus Akan Mengurangi kinerjanya Karena Virus itu Menyebabkan Program yang ada di Android kita tidak bekerja Seperti mestinya Dan Bila Ia terkena terlalu parah maka Program itu bisa Crash atau Hancur Kalau Sudah seperti itu biasa Satu-satunya cara adalah Menghapus File/Aplikasi yang Ada di Android kita 

Cara Menghilangkan Virus di Android Menurut saya lebih mudah di bandingkan Anda Membersihkan Virus Di Komputer ataupun Laptop, Karena Pada dasarnya Android adalah Perangkat yang Masih Berbasic Open Source Jadi Program Yang Tidak di Kenali maka Bisa terdeteksi Tersendiri, Bila file kita Crash atau Terkena Virus maka Akan Bisa terdeteksi Sendiri walau kita tanpa menggunakan Software Antivirus Jadi Lebih Simple Lagi Untuk Mengatasi Masalah Virus di Android anda. 

Memang Sih kalau yang baru Memegang Android Cara Membersihkan Virus di android Cukup agak Sulit. Karenakan kita belum tahu semua aplikasi yang adai di android kita dan juga settingan yang ada di android kita belum paham semua jadi mungin itu bgian yang mneurut saya akan menjadi sulit tapi insya allah saya akan menjelaskanya secara detail agar kalian bisa paham apa yang harus di lakukan bila android anda terkena Virus

Banyak sekali Macam-Macam Virus di Program Aplikasi Ada yang memang Sengaja di Buat untuk Menambah Kinerja Perangkat Hardware kita dan software kita dan juga ada yang Tidak sengaja di buat menyebabkan File atau aplikasi Menjadi hilang karena Termakan Oleh Dia, Dan Tidak semua file yang Kena virus dapat di perbaiki ada beberapa yang dia merusak Core dari File Tersebut Jadinya Tidak akan mungkin untuk Kita perbaiki File Tersebut Jadi Anda harus Paham Betul Oke. 
Mungkin itulah Basa Basi Dikit Dari saya Mari Kita lanjutkan ke inti Permasalahan Kita. Yaitu Cara Menghapus Virus Di Android. Bila Anda Mau tahu Gimana Sih Cara Menghilangkan Virus di Android Bisa Anda lanjutkan Baca Kebawah Terus.

Cara Menghapus Virus Di

 

Android
Cara Menghapus Virus Di Android

  • Cara Pertama Yang anda bisa Lakukan adalah Menghapus Aplikasi Yng Menurut Anda Rusak atau Tidak bisa di Buka, Atau juga Aplikasi yang kalau Anda Running Dia Langsung Crash dan Menyebabkan Android anda menjadi Leg Mungkin saja Aplikasi Tersebut Terkena Serangan Virus Jadi Anda harus Apus, Nah tapi kalau yang Terkena Aplikasi bawaan Cara Hapus nya gimana ? Bisa BacaCara Menghapus Aplikasi bawaaan Android Yang saya buat 
  • Cara Menghilangkan Virus Di Android Untuk Cara Kedua adalah Dengan Cara anda menginstall Aplikasi Antivirus, Ini Termasuk Cara Kedua bukan Pertama Kenapa ? Karena Dengan anda menginstall Aplikasi Antivirus maka Android anda akan Terasa Lebih berat apalagi bagi Anda yang Memiliki RAM kecil Jadi makin Luar biasa Berat, Jadi ini Termasuk Category Kedua Menurut saya. Dan Bila ingin Meningkatkan RAM anda bisa Baca Cara Menambah RAM Android
  • Nah Mungkin ini Satu satunya Jalan Terakhir Cara Membersihkan Virus di Android Yaitu Anda Harus Mereset Android anda Ke Pengaturan Awal, Jadi semua aplikasi ataupun semua File yang anda peroleh semua akan Hilang Dan semua akan Kembali ke Pengaturan Pabrik Jadi seperti Awal anda membeli Android anda. Tapi ini Cara Terakhir karena ini akan menyebabkan semua data anda akan Hilang 
 
 
 
Tags: aplikasi antivirus untuk android,aplikasi antivirus android terbaik,cara membersihkan virus,cara menghapus virus android,cara menghapus virus trojan di android




Begitulah Cara Yang mungkin bisa di gunakan Untuk Menghapus Virus di Android anda, Menurut saya ini adalah Cara yang Paling Simple karena kita tidak usah Mengotak atik android kita tingga install Aplikasi atau Unistall Aplikasi saja maka Android anda terbebas dari Virus. Semoga saja Articel ini Bermanfaat untuk Anda terima kasih Telah Membaca Cara Menghapus Virus Di Android Terbaik 2015